MENU Jumat, 14 Feb 2025

Jangan Asal Pijit, Bunyikan Klakson Juga Ada Etikanya Lho Bro!

waktu baca 3 menit
Jumat, 17 Jan 2025 10:41 0 6 temponews.co.id

TVTOGEL – Klakson memang diciptakan sebagai sebuah alat untuk berkomunikasi sesama pengguna jalan.

Namun bukan berarti membunyikan klakson bisa sesuka hati pengendara, ada etika tidak tertulis yang sebenarnya patut juga diketahui oleh semua pengguna jalan.

Simak penjelasan berikut.

Ketika Pengendara Lain Pindah Jalur

Di suatu kondisi jalan, ada kendaraan lain yang secara tiba-tiba bergeser pindah jalur kearah kendaraan Anda.

Baca Juga: inilah-alasan-posisi-tangan-kekinian-di-arah-jam-9-3-jadi-lebih-enak

Saat-saat seperti ini, klakson punya tugas untuk setidaknya memberi tahu kepada pengguna jalan lain tentang keberadaan kendaraan Anda.

Bunyi klakson pun sudah diatur dalam sebuah aturan tertulis yang disahkan oleh pemerintah dan dipatuhi oleh para produsen kendaraan di dunia.

Artinya, Anda juga tidak boleh sembarangan mengganti klakson dengan bunyi yang sangat keras sehingga justru mengganggu pengguna jalan lain.

Dalam laman resmi Kementrian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub), aturan ini berbunyi, “Agar tidak menimbulkan polusi suara dan diterima dengan bagus oleh indera dengar manusia, kekuatan bunyinya pun harus sesuai dengan aturan yakni paling rendah 83 desibel dan paling tinggi 118 desibel,”

Aturan tersebut tertera dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2012 Pasal 69. Kemenhub juga mengingatkan agar fungsikan klakson secara bijak.

Bila ada kendaraan lain yang secara tiba-tiba bergeser pindah jalur kearah kendaraan kamu, selayaknya seorang pengendara yang terhormat sebaiknya Anda cukup membunyikan klakson sebanyak satu atau dua kali paling banyak untuk mengingatkan atau memberi tahu posisi kendaraan kamu terhadap pengemudi tersebut.

Saat kamu melintasi sebuah persimpangan jalan dengan visual dari arah lain yang terbatas, tidak perlu membunyikan klakson secara panjang atau berulang-ulang.

Cukup satu kali dengan intonasi yang pendek saja sebagai pertanda kehadiran Anda di persimpangan tersebut.

“Bunyi klakson juga mengandung arti. Misalnya membunyikan klakson sekali dianggap sebagai sapaan, dibunyikan dua kali seperti panggilan atau meminta perhatian atau bahkan sebuah ucapan terima kasih saat Anda menyalip kendaraan lain,” ujar Jusri Palubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) saat dihubungibeberapa waktu lalu, dikutip dari GridOto.com.

Jusri penambahkan, penggunaan klakson yang salah, bisa memancing emosi pengendara lain. Misalnya membunyikan klakson secara panjang tanpa putus.

Selain berisik, menurut Jusri, pengendara lain yang ada di sekitar Anda juga tidak senang diperlakukan seperti itu. Ujung-ujungnya akan menjadi sebuah keributan di jalan raya.

Jusri juga mengingatkan, di tempat tertentu Anda diharamkan membunyikan klakson.

Diantaranya saat berada di depan rumah ibadah, lingkungan sekolah atau melewati sebuah lingkungan yang sedang berduka di sebuah perumahan.

Jadi jangan asal tat tet tot, apalagi saat kemacetan dan berharap dengan klakson jalanan akan menjadi lancar. Lebih baik bersabar.

Sumber: temponews.co.id

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA