DELAPANTOTO – Bagi penonton awam, ada satu kebiasaan unik yang sering terlihat di lintasan MotoGP. Tepat sebelum balapan dimulai, para pembalap kerap melakukan aksi mengerem keras meski motornya belum melaju dengan kecepatan penuh. Gerakan ini bukan sekadar gaya atau ritual tanpa makna, melainkan bagian penting dari persiapan teknis dan mental sebelum memacu motor di trek.
Rem motor MotoGP bekerja dengan tingkat presisi dan suhu kerja yang sangat tinggi. Material cakram, baik berbahan karbon maupun baja khusus, membutuhkan temperatur optimal agar bisa menghasilkan daya henti yang konsisten. Dengan melakukan pengereman keras sebelum start, pembalap memastikan cakram dan kampas rem sudah berada pada suhu kerja ideal sehingga tidak terjadi gejala “fade” atau kehilangan daya cengkram saat dipakai di tikungan pertama.
Sistem rem MotoGP menggunakan cairan khusus dengan tekanan tinggi. Kadang, akibat suhu atau udara yang terperangkap, tekanan hidrolik bisa menurun sehingga tuas rem terasa “kosong”. Pengereman keras sebelum start membantu pembalap mengecek kondisi ini. Jika ada anomali, pembalap bisa segera memberikan sinyal ke kru sebelum balapan dimulai.
Selain aspek teknis, pengereman keras juga bagian dari ritual psikologis. Pembalap perlu merasa yakin bahwa semua komponen motor, terutama rem depan yang paling vital, berfungsi dengan sempurna. Rasa percaya diri ini sangat penting, apalagi di tikungan awal di mana sering terjadi manuver agresif antar pembalap.
Saat tuas rem ditarik dengan keras, suspensi depan akan tertekan ke bawah. Hal ini membantu pembalap merasakan respon garpu depan dan ban terhadap tekanan maksimal. Dengan begitu, mereka bisa memperkirakan bagaimana motor akan berperilaku saat menghadapi pengereman keras di lap pertama maupun pertarungan berikutnya.
Uniknya, kebiasaan ini sudah menjadi semacam ritual turun-temurun di paddock MotoGP. Hampir semua pembalap dari generasi ke generasi melakukannya, baik saat start maupun ketika keluar pit. Ada semacam sugesti bahwa tanpa ritual ini, motor terasa “belum siap” untuk diajak bertarung.
Pengereman keras sebelum start MotoGP bukanlah tindakan sembarangan. Di balik kebiasaan itu ada fungsi teknis untuk memanaskan rem, menguji tekanan hidrolik, hingga menyiapkan suspensi, sekaligus memberi rasa aman bagi pembalap. Jadi, saat penonton melihat pembalap mengerem keras sebelum lampu start padam, itu bukan sekadar gaya, melainkan bagian vital dari strategi keselamatan dan performa di lintasan.
Sumber: temponews.co.id
Tidak ada komentar